Rabu, 09 November 2011

Metode Pembelajaran Al-Qur'an


DIKBALIS (DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS):
SEBUAH METODE EFEKTIF DAN INOVATIF
DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN BAGI SANTRI TPQ

A. Latar Belakang
Al-Quran adalah kalamullah (firman Allah) yang menjadi panduan hidup bagi manusia. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan penerang bagi seluruh alam raya. Oleh sebab itu, sudah seharusnya Al-Quran selalu berada di dalam hati setiap muslim dan dibaca setiap hari serta diamalkan.
Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda:
Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit.” Muttafaqun `Alaihi.
Oleh sebab itu, Al-Qur’an selalu memberi keberkahan bagi setiap pembacanya. Bahkan di dalam perumpamaan tersebut, orang munafik saja masih merasakan bau harum dari buah raihanah, apalagi orang mukmin. Jadi, alangkah indah Al-Qur’an itu. Bahasanya indah dan memiliki makna yang uar biasa serta mampu menjadi syafaat.
Al-Qur’an berbeda dengan buku-buku kitab yang lain. Meski bentuknya hampir sama, namun Al-Qur’an mampu menjadi petunjuk sepanjang zaman. Al-Qur’an mampu menjai penerang berjuta umat yang mau mempelajarinya. Bagi orang yang sudah tahu, nilai Al-Qur’an tidak terkalahkan dengan nilai buku dan karya-karya sastra manusia. Sungguh, Al-Qur’an kalamullah itu tiada bandingan.
Setiap muslim wajib untuk selalu berinteraksi aktif dengan Al Qur`an dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca Al Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya. Dengan membaca Al-Qur’an akan menggairahkan maupun menghidupkan kembali kegairahan kita dalam membaca Al Qur`an.  Hal ini karena keutamaan Al-Qur’an yang luar biasa banyaknya.
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda :
خير الناس من تعلم القران و علمه
Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.
Jadi, mereka manusia pembaca dan pengamal Al-Qur’an adalah manusia terbaik. Terbaik berarti paling baik. Ia menduduki tingkatan superlatif. Jadi, Al-Qur’an harus diajarkan sejak dini terutama di sekolah-sekolah khususnya sekolah  keagamaan.
Keutamaan yang lain adalah orang yang membaca Al-Qur’an akan dikumpulkan bersama para malaikat. Sungguh beruntung orang-orang yang dapat berkumpul bersama malaikat. Malaikat adalah makhluk Allah yang bersih dari dosa. Mereka makhluk suci yang pekerjaannya hanya mengabdi kepada Allah SWT.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda :
Orang yang mahir membaca Al-Qur’an  maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti,(baik suci) Dan barang siapa membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” (Imam Muslim).
الماهر بالقران مع السفرت الكرام البررة والذي يقرء القران
ويتتعتع فيه فهو عليه شاق له اجران   
Begitu luar biasa keutamaan Al-Qur’an bagi pembacanya, sehingga kita perlu juga mengajarkannya kepada santri TPQ. Dari Abu Umamah Al Bahili  berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda : “Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infakkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun `Alaihi. Jadi, Al-Qur’an memiliki kenikmatan yang tiada tara. Selain itu, dari Abdullah bin Mas`ud berkata, Rasulullah : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”. Jadi, pahala pembaca Al-Qur’an sangatlah berlipat-lipat. Ini pnting untuk diajarkan dan diamalkan.
Dari Muadz bin Anast, bahwa Rasulullah bersabda :
Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
Melihat hadis tersebut, dapat diketahui bahwa Al-Qur’an tidak hanya untuk diri pembaca atau pengamalnya, tapi juga untuk memuliakan orang tuanya. Sungguh bersyukur orang tua yang anaknya rajin membaca dan mengamalkan Al-Qur’an. Untuk itu, orang tua harus sadar supaya dapat dan terus memasukkan anaknya ke TPQ.
Menimbang begitu utamanya membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, maka Al-Qur’an itu perlu diajarkan secara maksimal di TPQ-TPQ. Banyak metode yang digunakan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para santri. Namun terkadang metode tersebut tidak efektif dan efisin sehingga santri tidak lebih cepat dan tidak lebih paham. Untuk itu maka penulis mencoba metode yang penulis dapat dari pengalaman mengajar santri TPQ.

B. Penerapan Metode Dikbalis

Dikbalis (Dikte Baca dan Analisis) merupakan satu rangkaian metode yang dapat digunakan dalam membelajarkan Al-Qur’an. Terdapat tiga komponen dalam rangkaian proses pembelajaran itu yaitu mendikte, membaca, dan menganalisis.  
Di dalam KBBI dikte adalah; yg diucapkan atau dibaca keras-keras supaya ditulis orang lain; imla;  -- latihan dikte untuk belajar menulis tepat; -- sari dikte yg hanya menuliskan kata-kata yg sulit; -- ulangan dikte untuk mengetahui kecakapan orang menuliskan kata-kata yang sudah dipelajari ejaannya;
men·dik·te v 1 menyuruh orang menulis apa yang dibacakan atau dikatakan; 2 ki menyuruh berbuat dan menurut saja spt yang dikatakannya (dng tidak boleh membantah): jangan terus ~ , berikan kepadanya kebebasan berpikir.
men·dik·te·kan v 1 menyuruh menulis apa yg dibacakan atau diucapkan: guru itu ~ pelajaran biologi kpd siswanya; 2 memerintahkan; menyuruh kerjakan: komandan itu ~ apa yg harus dilakukan oleh para tawanan.
Berdasarkan pengertian dikte yang berasal dari makna kamus itu, maka mendikte adalah proses membacakan dengan keras, pendengar menulisnya. Jadi mendikte yang merupakan kesatuan Dikbalis adalah seorang guru membacakan satu kata atau beberapa kata dengan keras untuk ditulis muridnya. Dalam hal pengajaranAl-Qur’an untuk santri TPQ, santri menyimak baik-baik pelafalan dari ustadz kemudian menulisnya di buku tulis.
Setelah kegiatan dikte, ustadz bersama dengan santri langsung mengecek tulisan santri, sudah tepat atau belum. Kemudian ustadz menuliskan hasil dikte yang tepat. Setelah itu, santri membaca dengan benar tulisannya. Ustadz gantian menyimak bacaan santri. Setelah itu, kegiatan selanjutnya adalah menganalisis.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).

b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.

c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara seksama.

d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).

e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
Maka, analisis pada penerapan Dikbalis dilakukan dengan menguraikan sesuatu yang sudah didikte dan dibaca tadi. Misal ada kalimah: Min yaumin, maka selanjutnya dilakukan analisis bagaimana hukum bacaannya.
من يوم
Analisis dapat dilakukan sesuai tingkatan pelajaran. Misalnya pada hukum bacaannya, tentang i’rob, maupun tafsirnya dan kandungannya sebagai pelajaran hidup. Dengan demikian, kegiatan kontinyu dalam satu waktu menghasilkan tujuan yang lebih cepat. Diharapkan melalui metode ini, siswa dapat lebih cepat paham.


Metode merupakan tingkat penerapan teori-teori yang ada pada tingkat pendekatan. Penerapan dilakukan dengan cara melakukan pemulihan keterampilan khusus yang akan dibelajarkan, materi yang harus diajarkan, dan sistematika urutannya. Metode mengacu pada pengertian tahap-tahap secara prosedural dalam mengolah kegiatan belajar mengajar yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan sampai mengevaluasi. Penerapan metode harus sesuai atau relevan dengan pendekatan yang dipilih karena metode merupakan penerapan dari pendekatan (Haryadi:2006:7).
Pendekatan dari metode dikbalis adalah kesatuan keterampilan proses. Di dalam pembelajaran, terdapat proses pembelajaran untuk membentuk santri yang memiliki kepandaian membaca A-Qur’an. Proses itu meliputi menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Metode dikbalis menuntut santri untuk melaksanakan langkah-langkah positif untuk menuju kualitas santri yang berhasil guna. Hal inilah yang akan mempercepat siswa paham akan materi. Pembelajaran efektif pun dapat diamati dan terlaksana dengan nyata.
Suatu metode dikatakan efektif apabila menimbulkan efek/dampak seperti apa yang diharapkan. Di dalam KBBI, efektif memiliki arti 1 ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tt obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna. Metode dikbalis dapat dirasakan langsung hasilnya melalui proses yang pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
Dikbalis juga merupakan metode yang inovatif. Inovatif berarti sesuatu yang memiliki kebaruan. Dapat berupa hal baru, atau melanjutkan hal-hal yang telah ada untuk dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Dikbalis yang sebenarnya hanyalah kesatuan kegiatan dikte, baca, dan analisis merupakan pengembangan dari ketiga elemen aktivitas pembelajaran tersebut.
C. Penutup
Diharapkan dengan metode dikbalis, santri dapat lebih cepat membaca Al-Qur’an. Untuk selanjutnya melalui penerapan metode dikbalis, santri dapat memahami Al-Qur’an. Hal ini karena keutamaan Al-Qur’an yang luar biasa sehingga pelajaran Al-Qur’an menjadi paling pokok untuk dibelajarkan di TPQ. Meski demikian, masih perlu dikembangkan metode lain yang lebih baik agar tujuan yang diharapkan semakin inovatif dan efektif untuk membentuk generasi Qur’ani yang Islami.



DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur’anul Karim
Terjemah Riyadhus Shalihin
Al-Imam Abul Husein Muslim Ibnu Al-hajjaj: 2003 shohih Muslim: Daar Ibnu Haitsam: Sunan
Al-Jazairi, Abu Bakr.2008. Ensiklopedi Muslim. Jakarta: Darul Falah
Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: LP3ES
As’ad, Aliy. 1979. Fathul Mu’in. Kudus: Menara
Hamalik, Oemar. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Haryadi dan Zamzani. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Depdikbud.
Rahim, Husni et.all. 2000. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu. Jakarta: Depag RI
Sabiq, Sayid.1982.Aqidah Islam: Pola Hidup Manusia Beriman. Bandung: Diponegoro
Solihin, Ahmad. 2003. Khutbah Pilihan: Ibadah. Bandung: PT Sinar Baru
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa
Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.